6 Tantangan Saat Bekerja Dengan Digital Consultant

6 Tantangan Saat Bekerja Dengan Digital Consultant

Bisnis sepertinya baik-baik saja namun rasanya tidak berkembang. Mau masuk ke dunia internet masih bingung bagaimana caranya. Anda merasa demikian? Jangan khawatir, Anda tidak seharusnya pusing memijat kepala karena takut bisnis terus menerus stagnan. Kini sudah ada jasa digital consultant yang siap membantu kembangkan perusahaan ke ranah internet. 

Digital Consultant memang dapat berikan banyak manfaat untuk bisnis. Sayang sekali, ada beberapa perusahaan yang kerap menemui banyak masalah dan drama saat mempekerjakan agensi digital marketing consultant. Apa saja Faktor yang Menjadi Masalah Antara Klien dan Agensi?

 

  1. Perusahaan dan Agensi Tidak Berada di Kelas Sama
    Menemukan agensi yang cocok secara struktur dan mendukung bisnis Anda bisa sangat kompleks. Seringkali Anda menemukan perusahaan kecil yang ingin bekerja sama dengan agensi khusus perusahaan besar. Dapat ditebak, hubungan antar klien dan agensi sedikit runyam karena pemilik perusahaan ingin selalu merasa terlibat.

    Hal sebaliknya dapat terjadi pula, beberapa agensi tidak dirancang untuk perusahaan klien skala besar. Ujungnya, agensi tidak mampu eksekusi sesuai ekspektasi. Inilah kenapa penting bagi klien dan agensi untuk memiliki struktur dimana keduanya saling berkesinambungan secara bisnis.
     
  2. Tak Ada yang Tahu Siapa Pembuat Keputusan
    Masa pengenalan sebelum bekerja sama bukan sekedar basa-basi tatap muka. Pada pertemuan pertama inilah, para pembuat keputusan utama seharusnya hadir dan mengenal satu sama lain. Bila memang tidak memungkinkan, setidaknya adakan momen dimana kedua pembuat keputusan sempat berkenalan sebelum merancang apapun.

    Kenapa? Argumentasi panas antara agensi dan perusahaan bisa terjadi kapan saja. Agensi hanya ingin strategi yang terbaik untuk klien, sedangkan klien memiliki pertimbangan sendiri. Lebih parah lagi, antar anggota tim belum tentu sepakat dan sepaham. Mengetahui siapa ‘ikan besar’ di pihak agensi maupun perusahaan akan membantu menghemat waktu perdebatan.
     
  3. Klien Maunya Murah Agensi Maunya Kelas
    Tidak ada yang salah dengan klien mencari agensi sesuai rentang anggaran tersedia. Sayangnya, beberapa perusahaan hanya berfokus pada nilai mata uang yang diasosiasikan dengan biaya rendah alias murah, disinilah terjadi masalah.

    Kapanpun agensi ditawar untuk menurunkan nilai jual dari jumlah aslinya, dapat dipastikan potensi masalah pada agensi meninggi. Kedua belah pihak perusahaan seharusnya berusaha untuk memastikan agensi pilihan mereka memang pas, dan mereka melihat nilai timbal balik yang agensi bisa berikan, pada harga yang sesuai dengan kondisi pihak perusahaan maupun agensi digital consultant. 
  4. Kontrak tidak jelas
    Membiarkan banyak hal terbuka untuk interpretasi dapat menimbulkan bencana. Paket layanan yang consultant digital jabarkan pada saat penawaran mungkin tidak sesuai dengan pemahaman konsumen. Akibatnya, agensi merasa telah melakukan tanggung jawabnya dengan baik, sedangkan klien atau perusahaan merasa telah ditipu karena layanan yang diberikan beda dengan perkiraan.

    Kasus persoalan beda pemahaman banyak sekali terjadi. Tidak hanya reputasi agensi konsultan digital yang dirugikan namun juga perusahaan yang dipandang membebankan ekspektasi di luar tanggung jawab. Sangatlah penting untuk mengcover apa saja yang akan diselesaikan dan layanan apa yang tidak termasuk untuk pastikan perusahaan dan agensi sama-sama paham batasan dan peran masing-masing.  
  5. Perusahaan atau Klien Percaya Usaha Berhenti Ketika Kontrak Dengan Consultant
    Lucu tapi nyata, banyak sekali perusahaan yang memiliki pola pikir, sudah ada digital consultant pasti semuanya beres. Hanya karena agensi digital konsultan telah disewa, bukan berarti klien lepas tanggung jawab berusaha untuk melakukan inisiatif pemasaran.

    Misalkan saja, Data harian dari yang agensi kumpulkan dari perusahaan klien sangat penting untuk mempercepat eksekusi strategi merek yang tak bisa digantikan dengan riset independen. Tugas digital consultant agency adalah memberikan saran dan eksekusi yang dipandang terbaik, tapi di akhir hari, perusahaan tetap milik klien untuk dipikirkan.  
  6. Hubungan yang Tak Tumbuh Akan Mati
    Ada perusahaan yang telah bekerja sama dengan digital marketing consultant selama bertahun-tahun. Tapi, rasanya program yang dilakukan hanya berputar-putar di tempat sama setiap kembang api bertebaran di langit.

    Hubungan antar agensi dan perusahaan yang baik adalah saling memberikan informasi dan bertindak sesuai data tersebut. Digital consultant seharusnya adaptasi dan mengembangkan strategi digital pada setiap langkah. Salah satunya adalah memberitahu trend dan platform yang akan membantu Anda mencapai objektif bisnis. Hubungan inilah yang harus terus dihidupkan agar tidak mati. 


Masalah dan hambatan antar agensi dan perusahaan memang ada beragam. Namun, 6 contoh di atas paling umum terjadi. Dengan mengetahui apa saja persoalan negatif yang dapat terjadi saat bekerja sama dengan agensi digital consultant, baik pihak perusahaan maupun agency dapat antisipasi adanya dilema yang muncul kemudian hari. 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *